Sabtu, 19 Maret 2016

Sarang Walet Dorong Ekonomi Warga


Judul Koran :
Sarang Walet Dorong Ekonomi Warga
Analisis Kalimat : Induktif, Deduktif, Data dan Informasi, Implikasi dan Inferensi dan kesimpulan .
Paragraf Induktif :
 Jumat pagi, wahid dibantu pekerjanya sibuk menyiapkan cairan insektisida dalam alat penyemprot. Sambil mengenakan senter yang diikatkan di kepala, wahid menyemprot cairan itu ke sudut-sudut ruangan gedung sarang walet yang kelap dan lembab untuk menghalau aneka serangga pengganggu.  “Semut dan kecoak” bisa merusak sarang walet dan memakan anak walet.
(Umum ke khusus / Penjelas ke utama )
Paragraf Deduktif :
 Puluhan gedung dijadikan sarang burung walet berjejer  di sekitar pasar samuda. Sarang burung walet yang bernilai ekonomis tinggi telah mendorong aktivitas warga disana ada 1005 gedung yang dijadikan sarang burung walet di kawasan itu.
(Khusus ke Umum / Utama ke Penjelas)
Data dan informasi :
- wahid membangun rumah sarang walet sejak 10 tahun lalu dengan bangunan berukuran 7 x 5 meter setinggi 11 meter itu memiliki 3 tingkat dan dibangun dengan biaya Rp.200 juta. Bangunan dilengkapi amplifier dan 100 pengeras suara kecil untuk melantangkan suara rekaman kicauan walet.
-Biaya perawatan perbulan Rp.500.000 umtuk pembelian insektisida, upah untuk seorang pegawai yang bertugas membersihkan dan menjaga gedung walet Rp.500.000 per bulan.
-Untuk sarang yang berbentuk mangkuk, harganya Rp. 7 juta per kilogram, sarang yang berbentuk sudut atau huruf L harganya Rp. 4 juta per kilogram, adapun patahan sarang walet harganya Rp. 3 juta per kilogram, sedangkan remukan sarang walet Rp. 1,5 juta per kilogram . Dalam setahun bisa panen 3-4 kali dengan total pemasukan mencapai Rp.25 juta.
-Dari 1.005 rumah walet itu sebanyak 50 persen adalah milik warga setempat dan lain nya milik orang-orang dari luar kota.
Kesimpulan Data :
*Dari data yang dihimpun dinas pendapatan Daerah Kabupaten Kota Waringin Timur, selain Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, ada 226 rumah walet yang tersebar di kecamatan lain. Sebanyak 42 unit ada di Telaga Antang, 15 unit di Kota Besi, 66 unit di Cempaga Hulu, 11 unit di Telawang, 26 unit di Parenggean, dan 66 unit di Kota Sampit.
*Pajak sarang walet tidak sampai 2% dibanding keseluruhan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Pada tahun 2014 pajak sarang burung walet hanya Rp.163 juta dari total PAD Rp.171,28 miliar. Pada tahun 2015 pajak sarang burung walet Rp.171 juta dari total PAD Rp.159,78 miliar . 
Implikasi (membandingan suatu yang lalu dengan yang baru  dari hasil penelitian) :
Pada tahun 2014 pajak sarang burung walet hanya Rp.163 juta dari total PAD Rp.171,28 miliar. Pada tahun 2015 pajak sarang burung walet Rp.171 juta dari total PAD Rp.159,78 miliar . 

Inferensi (tindakan atau suatu proses yang berasal dari kesimpulan logis yang dianggap benar) :
Pemilik gedung yang dijadikan sarang burung walet, selalu menyiapkan cairan insektisida untuk menghalau semut, dan kecoak. Sarang burung walet yang berharga ekonomis tinggi mendorong warga membuka usaha itu.
Metode yang digunakan koran ini :
1.      Observasi (datang ketempat langsung untuk melihat keadaan sarang walet secara langsung)
2.      Wawancara (mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa pemilik gedung/ rumah yang disediakan untuk sarang burung walet)
Pengujian data :
1.      Melalui PAD (pendapatan asli daerah)
Untuk mengetahui pajak dan pendapatan dari hasil penjualan sarang burung walet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar