Judul Koran :
Sarang Walet Dorong Ekonomi Warga
Analisis Kalimat : Induktif, Deduktif, Data dan
Informasi, Implikasi dan Inferensi dan kesimpulan .
Paragraf Induktif :
Jumat pagi, wahid dibantu pekerjanya sibuk
menyiapkan cairan insektisida dalam alat penyemprot. Sambil mengenakan
senter yang diikatkan di kepala, wahid menyemprot cairan itu ke sudut-sudut
ruangan gedung sarang walet yang kelap dan lembab untuk menghalau aneka
serangga pengganggu. “Semut dan
kecoak” bisa merusak sarang walet dan memakan anak walet.
(Umum ke khusus
/ Penjelas ke utama )
Paragraf Deduktif :
Puluhan gedung dijadikan sarang burung walet berjejer di sekitar pasar samuda. Sarang burung
walet yang bernilai ekonomis tinggi telah mendorong aktivitas warga disana ada
1005 gedung yang dijadikan sarang burung walet di kawasan itu.
(Khusus ke Umum
/ Utama ke Penjelas)
Data dan informasi :
- wahid
membangun rumah sarang walet sejak 10 tahun lalu dengan bangunan berukuran 7 x
5 meter setinggi 11 meter itu memiliki 3 tingkat dan dibangun dengan biaya
Rp.200 juta. Bangunan dilengkapi amplifier dan 100 pengeras suara kecil untuk
melantangkan suara rekaman kicauan walet.
-Biaya perawatan
perbulan Rp.500.000 umtuk pembelian insektisida, upah untuk seorang pegawai
yang bertugas membersihkan dan menjaga gedung walet Rp.500.000 per bulan.
-Untuk sarang
yang berbentuk mangkuk, harganya Rp. 7 juta per kilogram, sarang yang berbentuk
sudut atau huruf L harganya Rp. 4 juta per kilogram, adapun patahan sarang
walet harganya Rp. 3 juta per kilogram, sedangkan remukan sarang walet Rp. 1,5
juta per kilogram . Dalam setahun bisa panen 3-4 kali dengan total pemasukan
mencapai Rp.25 juta.
-Dari 1.005
rumah walet itu sebanyak 50 persen adalah milik warga setempat dan lain nya
milik orang-orang dari luar kota.
Kesimpulan Data :
*Dari data yang
dihimpun dinas pendapatan Daerah Kabupaten Kota Waringin Timur, selain
Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, ada 226 rumah walet yang tersebar di kecamatan
lain. Sebanyak 42 unit ada di Telaga Antang, 15 unit di Kota Besi, 66 unit di
Cempaga Hulu, 11 unit di Telawang, 26 unit di Parenggean, dan 66 unit di Kota
Sampit.
*Pajak sarang
walet tidak sampai 2% dibanding keseluruhan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Pada
tahun 2014 pajak sarang burung walet hanya Rp.163 juta dari total PAD Rp.171,28
miliar. Pada tahun 2015 pajak sarang burung walet Rp.171 juta dari total PAD
Rp.159,78 miliar .
Implikasi (membandingan suatu yang lalu
dengan yang baru dari hasil penelitian) :
Pada tahun
2014 pajak sarang burung walet hanya Rp.163 juta dari total PAD Rp.171,28
miliar. Pada tahun 2015 pajak sarang burung walet Rp.171 juta dari total
PAD Rp.159,78 miliar .
Inferensi (tindakan atau suatu proses yang
berasal dari kesimpulan logis yang dianggap benar) :
Pemilik
gedung yang dijadikan sarang burung walet, selalu menyiapkan cairan
insektisida untuk menghalau semut, dan kecoak. Sarang burung walet yang
berharga ekonomis tinggi mendorong warga membuka usaha itu.
Metode yang
digunakan koran ini :
1. Observasi (datang
ketempat langsung untuk melihat keadaan sarang walet secara langsung)
2. Wawancara
(mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa pemilik gedung/ rumah yang
disediakan untuk sarang burung walet)
Pengujian
data :
1. Melalui PAD
(pendapatan asli daerah)
Untuk
mengetahui pajak dan pendapatan dari hasil penjualan sarang burung walet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar